“Saya Bercita-Cita Menjadi Reporter” Essay Karya Karen Anastasia Surbakti XII IPS (Salah satu siswi SMA Santa Maria Yogyakarta yang lolos dalam program beasiswa nol rupiah Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Saya Bercita-Cita Menjadi Reporter

Oleh:

Karen Anastasia Surbakti XII IPS SMA Santa Maria Yogyakarta

Tulisan singkat ini akan saya awali dengan memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Karen Anastasia Surbakti. Saya lahir di Kota Medan pada tanggal 7 Juli 2005. Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ketika saya berusia 15 tahun, saya merantau ke Kota Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA.

Ketika memasuki jenjang SMA, tidak sedikit yang bertanya kemana saya akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Sama seperti remaja lainnya, awalnya tujuan saya juga berubah-ubah. Namun, ketika saya duduk di bangku kelas 11, saya membulatkan tekad untuk mendaftar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bukan hanya karena akreditasi dan namanya yang dikenal baik oleh masyarakat, saya memilih Atma Jaya Yogyakarta karena melihat perjalanan karir kakak saya. Kakak saya, Yemima Apriesti Dameria Surbakti merupakan lulusan UAJY jurusan Ekonomi Pembangunan, dimana saat ini ia sedang menjalani pelatihan untuk bekerja di Perusahaan Astra. Melihatnya bisa mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat, saya percaya bahwa UAJY mampu mengantarkan lulusannya untuk mencapai kesuksesan.

Selain memilih perguruan tinggi, tentu saya juga harus memilih jurusan. Berbeda dengan sebelumnya, pemilihan jurusan ini sudah saya tetapkan sejak saya duduk di bangku SMP. Saya yang tertarik di bidang linguistik memiliki kepercayaan diri untuk tampil dan berbicara di depan umum akhirnya memutuskan untuk memilih jurusan Ilmu Komunikasi. Selain sebagai jurusan yang saya impikan, jurusan ini memiliki prospek kerja yang luas di masa mendatang. Tidak hanya itu, jurusan ini juga sesuai dengan cita-cita saya yaitu sebagai reporter.

Sedari kecil, saya sudah memiliki ketertarikan dalam bidang publik speaking. Menyadari hal itu, saya terus berusaha untuk mengasah kemampuan saya dengan mengikuti berbagai macam lomba seperti lomba pidato, bercerita, puisi, dan lainnya. Tidak hanya itu saya juga melibatkan diri dalam kepengurusan OSIS, menjadi pengurus Dewan Ambalan Pramuka, tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistik, dan menjadi Kader Bela Negara oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk melatih kemampuan berbicara saya dalam kelompok masyarakat.

Menyadari bahwa berbicara bukan hanya sekedar hobi, saya memutuskan untuk menekuni bidang bahasa dan komunikasi. Dari itulah muncul keinginan saya untuk menjadi reporter dan interpreter.

Seringkali, reporter dijadikan sebagai pekerjaan yang dianggap remeh oleh sebagian orang karena pekerjaan mereka hanya menyampaikan sebuah berita. Namun, saya melihat sesuatu yang lebih dari pada itu. Pekerjaan ini mengharuskan kita untuk mengolah dan menyampaikan suatu kejadian atau peristiwa sehingga dapat menjadi mengerti oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tidak hanya itu, saya bercita-cita sebagai reporter karena merasa tertantang dengan pekerjaannya yang harus turun ke lapangan untuk mengamati dan meliput berbagai macam kejadian. Ketika menjadi reporter nanti, saya akan menjadi reporter yang bertanggung jawab, andal, beretika, dan juga memiliki kredibilitas yang baik.

Selain menjadi reporter, saya juga bercita-cita menjadi interpreter. Interpreter, bertugas menerjemahkan bahasa secara dua arah. Saya ingin menjadi interpreter karena saya percaya akan kemampuan saya dalam mengungkapkan informasi. Saya percaya bahwa untuk menyampaikan perasaan, pikiran, informasi serta untuk membangun relasi perlu adanya komunikasi.

Tidak hanya itu, apabila seseorang berbicara menggunakan bahasanya tetapi lawan berbicaranya tidak mengerti akan bahasa yang dituturkan, tentu komunikasi dua arah tidak

akan terjadi. Dari permasalahan itulah saya akan hadir sebagai seorang interpreter yang akan menghubungkan komunikasi kedua belah pihak dengan bahasa yang mereka pahami.

Sehingga, untuk mencapai cita-cita tersebut, saya sudah mulai belajar bahasa asing yaitu

Bahasa Korea. Dalam waktu yang relatif singkat, saat ini saya sudah dapat membaca aksara korea, menulis aksara korea, dan sedang belajar untuk menghafal kosakata dan berbicara dalam bahasa korea.

Tentu dalam pemilihan jurusan saya tidak luput dari orang-orang yang menginspirasi saya. Orang pertama yang menginspirasi saya adalah Retno Pinasti yang dulunya merupakan

seorang presenter di stasiun televisi SCTV. Karena beliau jugalah saya memilih SCTV sebagai tempat bekerja impian saya setelah Net TV dan CNN.

Tidak hanya Retno pinasti, Najwa Shihab pun menjadi motivator yang selalu saya kagumi.

Beliau merupakan seorang jurnalis perempuan yang hebat dan luar biasa. Saya ingin menjadi seperti beliau yang memberikan kritik berkualitas terhadap hal-hal menyimpang yang terjadi dalam masyarakat.

Memang banyak yang menginspirasi saya untuk menjadi wanita yang sukses. Namun, saya percaya di masa yang akan datang saya juga dapat menginspirasi remaja-remaja perempuan untuk menjadi sukses seperti saya kelak.

Selain bermanfaat bagi diri sendiri, saya juga ingin hidup saya bermanfaat bagi orang lain khususnya orang-orang yang membutuhkan. Saya ingin menjadi relawan UNICEF untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung sebab saya percaya untuk membangun dunia yang lebih baik lagi harus dimulai dari memperbaiki kualitas anak-anak karena merekalah generasi penerus yang akan membangun dunia ini.

Tentunya kesuksesan saya kelak tidak luput dari campur tangan Tuhan, orang tua, keluarga, orang terdekat, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya yakin UAJY yang nantinya akan membimbing saya untuk menjadi mahasiswa yang unggul, berprestasi, dan dapat melayani masyarakat dalam cahaya kehidupan sesuai dengan visi dan motto UAJY.

Namun, saya sadar bahwa untuk menggapai cita-cita tersebut saya memiliki kekurangan khususnya pada bidang ekonomi. Oleh sebab itu, saya mendaftarkan diri dalam beasiswa PSSB ini. Besar harapan saya untuk dapat diterima menjadi penerima beasiswa ini karena

saya yakin bakat, kemampuan, serta pengalaman saya membuat saya pantas untuk menerima beasiswa ini. Tentunya di masa yang akan datang saya juga akan terus belajar untuk lebih memantaskan diri sebagai penerima beasiswa ini.

Demikianlah tulisan singkat tentang cita-cita terkait program studi yang saya pilih. Tulisan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan.

Saya mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Berkah Dalem